Minggu, 08 Agustus 2010

Seperti Apakah Dumai?

 undefined

Dumai (Fazar-News) - Kota Dumai adalah sebuah kota di Provinsi Riau, Indonesia, yang terletak 188 km dari Ibu Kota Pekanbaru. Kota Dumai yang dikenal sebagai kota industri juga merupakan kota terluas nomor dua di Indonesia setelah Manokwari.


Tercatat dalam sejarah, Dumai, sebuah dusun kecil di pesisir timur Propinsi Riau, kini mulai menggeliat menjadi mutiara di pantai timur Sumatera dengan jumlah penduduk di atas 300 ribu jiwa.


Sebelumnya, Kota Dumai yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis, diresmikan sebagai kota pada 20 April 1999, dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1999 tanggal 20 April 1999 setelah sebelumnya sempat menjadi kota administratif (kotif).




Infrastruktur Karat


Lebih sepuluh tahun, Kota Dumai, tidak berkembang selayaknya. Di kota itu, banyak terlihat bangunan-bangunan yang usang. Jalan-jalan yang rusak, penuh lobang dan gersang juga menjadi pemandangan yang biasa. Tidak itu saja, bertebarannya sampah organik dan non organik di kota itu juga menunjukkan kalau adipura hanya sebatas mimpi belaka.


Setiap musim kemarau, terik mentari di kota itu juga kian menyengat. Namun bila musim hujan datang, banjir-pun kian melanda.


Hal ini yang membuat kebanyakan masyarakat Dumai, baik yang tinggal di tengah maupun sudut kota kian resah karena derita sengatan mentari dan banjir yang perkepanjangan.


Sejumlah pakar mengatakan, terik mentari yang kian menyengat itu tidak hanya disebabkan letak georafis Dumai yang berdekatan dengan laut, namun juga disebabkan oleh berbagai industri perminyakan yang memadati kota itu.


Seorang pakar itu mengatakan, industri perminyakan di Dumai tidak tertata dengan rapi, banyak diantaranya juga berdekatan dengan pemukiman warga disana. Menurut pakar, sisa pembakaran minyak industri itu-lah yang membuat hawa di Kota Dumai semakin terasa panas.


Masuk kemasalah banjir, hal ini dipandang oleh kebanyakan masyarakat termasuk para pejabat disana merupakan masalah klasik yang berarti belum terpecahkan sejak sepuluh tahun kota itu didirikan.


Menanggapi dua permasalahan ini, Wali Kota Dumai, Zulkifli AS, sebelumnya sempat mengaku kewalahan karena anggaran pusat dan daerah yang minim.


Sebaliknya, alasan wali kota itu juga dianggap sebagai alasan klasik oleh kebanyakan masyarakt Dumai yang sangat mendambakan huniannya bebas dari sengatan matahari dan banjir.


"Di Dumai semua infrastrukturnya ber-karat karena tidak pernah diperbaharui atau diperbaiki. Seperti parit (drainase) banyak yang rusak sehingga tidak dapat menampung curah hujan yang datang," kata Suwarta (45), seorang warga Dumai yang tinggal di Kelurahan Purnama, Kecamatan Dumai Barat.


Sebaliknya, leman (40), seorang warga Dumai lainnya yang tinggal di Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Dumai Timur, mengaku kepanasan saat kemarau karena keberadaan huniannya yang tidak jauh dari dermaga tempat dimana berbagai jenis minyak industri ditransit kesebuah kapal pengangkut yang membawanya ke berbagai negara-negara di belahan dunia.




Laut Yang Tercemar


Selain dua permasalahan itu, juga terselip permasalahan yang tidak kalah klasik, yakni pencemaran laut.


Di Kota Dumai, dermaga pelabuhan merupakan aset yang tidak ternilai. Kendati Dana Bagi Hasil yang diterima kota itu tidak setimpal, namun tidak dapat dipungkiri, pembangunan Dumai juga berkat DBH ini.


Namun sejauh ini, yang menjadi pertanyaan adalah, sudah maksimalkah pengawasan pelabuhan yang dilakukan?


Sejumlah fakta menyebutkan, kebocoran minyak hingga tertumpah ke perairan laut Dumai selalu terjadi, bahkan hampir setiap hari.


Seorang pakar lingkungan hidup Universitas Riau, Tengku Ariful Amri, berpendapat, pembangunan dermaga CPO (crude palm oil) di bibir laut Dumai, sangat rentan dan mempermudah pencemaran lingkungan karena memberikan dampak negatif terhadap keberadaan komunitas mangrove maupun makrozoobentos (organisme di dasar perairan).


Perairan tersebut menurutnya merupakan muara sungai yang merupakan daerah transisi antara lingkungan air tawar dan asin sehingga perairan laut Dumai rentan terhadap perubahan lingkungan.


Menurutnya minyak sawit merupakan bahan baku oleokimia karena mengandung lemak alkohol, metil ester, dan asam lemak. Minyak CPO terdiri atas fraksi padat yang merupakan asam lemak jenuh (miristat satu persen, palmitat 45 peren, stearat empat persen) serta fraksi cair merupakan asam lemak tidak jenuh (oleat 39 persen, linoleat 11 peren).


Dalam ulasannya, Amri mengungkapkan CPO Indonesia mempunyai kualitas yang minim karena hampir 90 persen kadar zat tidak mengandung karoten (C40H56 BM 536,85) yang larut dalam minyak dan mengakibatkan warna kuning atau jingga.


Sifat fisik CPO pada deffense 1985 seperti yang dikatakan Amri, memiliki warna khas, yakni orange/jingga yang disertai bau menyengat dan berbentuk pasta, serta kadar air yang mencapai 3,7589 x 10-3 mL/g CPO, indeks bias 1,4692, massa jenis 0,8948 g/mL dengan kelarutan pada eter yang cukup dalam aseton, sedikit larut dalam etanol dan tidak larut dalam air payau akan mengalami proses adaptasi dengan lingkungan estuarin.


"Hingga sekarang, porsi dan mutu tersebut masih serupa dan tidak banyak berbedaan," tuturnya seraya menambahkan, keberadaan mangrove yang paling menonjol dan tidak dapat digantikan dengan ekosistem lain adalah kedudukannya sebagai mata rantai yang menghubungkan kehidupan ekosistem laut dan ekosistem daratan.


Untuk menghindari dampak limbah tersebut, terang Amri, sebaiknya unsur pemerintahan melakukan kontrol rutin. Karena berbagai hal yang tidak diinginkan berkemungkinan terjadi pada saat yang tidak dapat dipastikan.


"Jika limbah CPO sudah sampai ke perairan lepas, maka bukan tidak mungkin akan menghambat populasi di perairan yang dapat menyebabkan berbagai hal negatif," ungkapnya.


Amri menjelaskan genangan minyak pada permukaan laut dapat menghambat cahaya matahari masuk ke dalam perairan laut tersebut hingga dapat mengurangi takaran oksigen pada dasar laut. Selain itu, limbah CPO juga dapat mempercepat abrasi karena terhambatnya bahkan musnahnya jenis pepohonan seperti bakau di bibir laut Dumai.




Maraknya Penyeludupan


Selain masalah infrastruktur yang karat dan pencemaran laut, Dumai, juga terkenal dengan maraknya aksi penyeludupan. Mulai dari penyeludupan barang elektronik, balpres, bahkan narkotika.


Masalah ini juga dapat dikategorikan sebagai permasalahan klasik, karena hingga kini upaya penyeludupan itu masih saja terjadi dengan kerugian negara yang diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.


Banyaknya pelabuhan tikus di Kota Dumai, membuat aparat Bea dan Cukai cukup kewalahan untuk mengawasinya. Tidak dipungkiri, upaya penyeludupan sangat sering terjadi di kota itu.


Hal itu dibuktikan dengan hasil kerja aparat Bea dan Cukai yang setiap bulannya berhasil mengamankan berbagai elektronik ilegal seperti televisi, laptop, dan jenis elektronik lainnya di sejumlah pelabuhan tikus di kota itu.


Selain elektronik ilegal, aparat Bea dan Cukai juga kerap berhasil menggagalkan upaya penyeludupan pakaian bekas atau yang dikenal dengan sebutan balpres.


Sayangnya di setiap penangkapan terhadap barang illegal itu, petugas selalu tidak menemukan tersangka utama yang merupakan pemiliknya.


Kepala Bea dan Cukai Dumai, Isja Bewirman, menanggapi maraknya penyeludupan di Dumai dengan wajar dengan pengecualian. Maksudnya adalah, penyeludupan dapat dikategorikan wajar apabila yang menjadi dalang upaya merugikan negara itu dilakukan oleh mafia atau orang yang berada di luar lingkungan pemerintahan atau instansi vertikal terkait.


Namun penyeludupan bisa masuk dalam kategori tidak wajar apabila dilakukan oleh orang-orang yang berada di lingkungan pemerintahan dan instansi vertikal terkait.


Ia mengakui, kecurigaannya terhadap penyeludupan tidak wajar di Kota Dumai semakin kuat. Hal itu diungkapkannya menimbang maraknya penjualan barang-barang bekas asal luar negeri yang beredar luas di Dumai.


"Dari mana asal barang-barang itu kalau bukan dari hasil keberhasilan penyeludup. Hal ini yang kami sebut kecolongan, namun kami tidak bisa menindaknya karena barang-barang yang sebenarnya ilegal itu sudah sampai ke darat dan ke pihak yang bukan pemilik sebenarnya," paparnya.


Menanggapi maraknya penyeludupan narkotika di Kota Dumai, Kepala Polisi Resort Kota (Kapolresta) Dumai, AKBP Hersadwi Rusdiono, mengakui, jika dirinya sering kecolongan, karena selama ini, permasalahan yang sebenarnya berada di wilayahnya itu justru kerap dibongkar oleh aparat Bea dan Cukai.


Hersadwi juga mengakui jika selama ini pihaknya masih lemah dalam melakukan pengawasan di jalur laut sehingga upaya penyeludupan kerap tidak terpantau.




Air Bersih Yang Langka


Setelah masalah infrastruktur, pencemaran laut, dan masalah maraknya penyeludupan, masalah air bersih juga manjadi `motto` tersendiri bagi kota ini.


Siapa yang sangka, kota yang dijadikan sebagai landasan transit industri perminyakan ini ternyata kesulitan dalam memenuhi keputuhan air bersih labih dari 300.000 masyarakatnya.


Pada permasalahan yang satu ini, pemerintah kembali beralasan minimnya anggaran yang masuk, sehingga membuat semua rencana pembangunan proyek air bersih menjadi terkendala dan selalu tertunda kesiapannya.


Untuk mendapatkan sumber air bersih, masyarakat di kota itu harus antre di beberapa tempat penyedia air bersih dengan jatah dua drigen 50 liter per Kepala Keluarga (KK). Dengan alasan ketidaksabaran, beberapa warga lebih memilih untuk membelinya pada makelar air bersih yang berkeliling di Kota Dumai.


Menanggapi permasalahan itu, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai, Wan Ramli, mengatakan, pengerjaan proyek air bersih sudah dilakukan sejak 2008 lalu. Sesuai dengan kontrak pekerjaan yang dilakukan antara Pemko Dumai dengan tiga perusahaan rekanan pengerjaan proyek air minum tersebut, penyelesaian pekerjaan akan berakhir pada Desember 2010.


Ia menyebutkan untuk mengerjakan proyek tersebut tentunya harus dilakukan secara berkesinambungan. Sebab perusahaan yang melakukan pengerjaan proyek itu ada tiga yakni Waskita Karya yang mengerjakan instalasi jaringan pipa primer, Adi Karya untuk jaringan pipa sambungan rumah dan Nindya Karya untuk instalasi pengolahan airnya.


Sementara diakuinya untuk melakukan pekerjaan tersebut ada ketergantungan dengan rekanan yang lain. Hal tersebut membuat kendala. Sebab saat satu perusahaan ini akan melaksanakan pengerjaan harus menunggu perusahaan lainnya selesai lebih dulu.


Sementara perusahaan yang ditunggu ini belum dapat mengerjakanya dikarenakan ada beberapa hal seperti cuaca musim hujan yang dapat menganggu aktivitas penggalian dan pembangunan cor tempat dudukan Reseve Osmosis (RO). Selain itu kendala yang dihadapi adalah kertelambatan pembayaran yang sempat terjadi karena Pemko Dumai mengalami defisit biaya.


Empat permasalahan di atas setidaknya memberi jawaban tentang pertanyaan yang tertera pada judul tulisan ini. "Seperti apakah Dumai ?".

Jumat, 06 Agustus 2010

Rokok: Peringatan, Ancaman, Atau Semboyan?

 


Oleh Fazar Muhardi

Merokok dapat, menyebabkan kenker, serangan jantung, impotensi, serta gangguan kehamilan dan janin.

        Peringatan itu tertulis besar-besar di papan reklame rokok di jalan-jalan protokol, iklan rokok di media, bahkan tertulis diberbagai kemasan rokok yang memiliki pita cukai secara legal.

        Tapi sampai saat ini jumlah perokok di Indonesia terus bertambah dan cendrung mengalami peningkatan yang signifikan.

        Beragam merek dan jenis rokok terus "mewabah" di pasar dalam negeri dari Sabang sampai Marouke, pedesaan hingga perkotaan tidak kecuali di Kota Dumai, Riau.

        Itu cukup menjadi bukti bahwa peringatan yang tertulis besar-besar itu sama sekali tidak mengancam bahkan mungkin menjadi semacam "semboyan", atau kalimat peneguh untuk tetap merokok. 
   Pantauan Fazar-News terhadap kebiasan masyarakat Dumai mulai dari pelajar SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, menunjukan, kebiasan merokok makin hari makin terpatri di Dumai.

        Sejumlah siswa SD di Kota Dumai bahkan memiliki komunitas pehobi merokok. Kebiasaan siswa berseragam "merah putih" ini sering terlihat di sejumlah lorong dan gang-gang sempit yang ada di Kota Dumai.

        Sebatang rokok, biasanya mereka hisap secara bergantian. Apabila kurang puas, bocah-bocah itu biasanya mencari puntungan rokok yang berserak di jalanan.

        Apabila puntungan itu masih menyisakan tembakau, maka mereka akan membakar ulang dan menghisapnya hingga kadar tembakau pada puntungan tersebut benar-benar tidak tersisa.

        Pemandangan ini selalu terlihat setiap harinya di tempat yang sama walau terkadang geng bocah perokok itu kerap berlainan wajah.

        Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Dumai yang juga memilki kebiasaan sama dengan kalangan pelajar SD di kota itu.

        Bedanya, siswa SMP lebih terbuka, walau masih terkesan segan dan takut ditegur oleh orang tua serta pendidik yang bisa saja berpapasan saat mereka mencontoh kebiasaan buruk orang dewasa itu di pinggiran kota.

        Kalangan pelajar Sekolah Menegah Atas (SMA) di Kota Dumai yang sudah tidak lagi sungkan untuk menghisap rokok. Kebiasan merokok yang dipertunjukkan kalangan ini tidak lagi membentuk suatu kelompok atau komunitas tersendiri.

        Mereka lebih vulgar menunjukkan kebiasan merokoknya di muka umum. Bahkan tidak sedikit yang sudah mendapat restu oleh orang tua dan kerabatnya.

        Di beberapa universitas yang berada di kota itu yang tidak memiliki aturan larangan calon sarjananya untuk merokok di lingkungan universitas, seperti yang terjadi di Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Kota Dumai.

        Sebelum kuliah, mahasiswa di STTD ini biasanya menghabiskan waktu menunggunya dengan merokok sembari menunggu dosen hadir di hadapan mereka.

        Rangkaian pantauan itu menunjukkan bahwa merokok bukanlah hal yang aneh di Kota Dumai. Merokok seolah telah menjadi tren kawula muda di Kota Mutiara Pantai Sumatera itu, mulai dari komunitas pekerja kecil hingga eksekutif, kalangan miskin hingga kaya raya, rata-rata memiki kebiasaan sama.

   
               Tembakau Penyebab Kematian
   Sejauh ini, para peneliti menempatkan tembakau pada peringkat utama penyebab kematian. Tembakau menyebabkan satu dari 10 kematian orang dewasa di seluruh dunia, dan mengakibatkan 5,4 juta kematian setiap tahunnya.

        Ini berarti rata-rata satu kematian setiap 6,5 detik. Kematian pada tahun 2020 akan mendekati dua kali jumlah kematian saat ini jika kebiasaan konsumsi rokok terus berlanjut dan justru semakin mengalami peningkatan yang signifikan.

        Padahal kematian itu sebenarnya dapat dicegah dengan mudah, salah satunya tidak merokok atau menghindari asap rokok.

        Berdasarkan catatan tim medis Indonesia menyebutkan bahwa rokok dapat menyebabkan 10 efek buruk untuk bagi penghisapnya. Yang pertama merokok akan mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan ereksi. Karena hal tersebut, rokok dapat berakibat impotensi.

        Kedua, merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang diperlukan sel kulit pemakainya dengan jalan menyempitkan pembuluh darah di sekitar wajah sehingga akan menyebabkan percepatan keriput pada wajah.

        Selanjutnya, rokok juga menyebabkan gigi berbercak dan nafas bau. Partikel dari rokok sigaret dapat memberi bercak kuning hingga cokelat pada gigi pecandunya, dan ini juga akan memerangkap bakteri penghasil bau di mulut. Kelainan gusi dan gigi tanggal juga lebih sering terjadi pada perokok berat.

        Rokok juga dapat menyebabkan tubuh penggunanya dan ruang yang berada di sekitarnya menjadi bau. Rokok sigaret memiliki bau yang tidak menyenangkan dan menempel pada segala sesuatu, dari kulit dan rambut sampai pakaian dan barang-barang di sekitar penikmat rokok.

        Rokok lambat laun akan menyebabkan kerapuhan pada tulang pinggul pecandunya, terutama pecandu wanita yang sudah lanjut usia.

        Bahkan rokok juga dikabarkan mengandung zat yang mampu menyebabkan peningkatan mood. Zat inilah yang biasanya kandungannya berkurang saat seseorang menderita depresi. Itulah juga penyebabnya mengapa orang yang sedang stres atau depresi cenderung mencari "pelarian" ke rokok.

        Rokok juga menjadi panutan yang buruk bagi anak. Setiap hari, diperkirakan 3.000 anak di AS yang menjadi ketagihan menghisap sigaret. Bila mereka terus merokok, 1.000 diantaranya bisa dipastikan akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok.

        Rokok juga merupakan salah satu penyebab kebakaran di Indonesia, terutama di lahan kering.

        Rokok juga menjadi penyebab sirkulasi darah yang kian buruk. Hal tersebut beralasan karena sel darah merah telah dirancang untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada perokok, molekul oksigen digantikan oleh komponen dari asap rokok, sehingga menghambat transportasi oksigen yang penting bagi kehidupan sel.

       Dan yang terakhir, efek buruk yang disebabkan oleh rokok adalah kebodohan . Hal itu beralasan karena asap rokok yang masuk kedalam tubuh manusia secara tidak langsung ternyata menyentuh organ penting pada otak. Jika hal itu sering terjadi, maka diyakini dapat menganggu fungsi sel otak dan mengurangi daya fikir dan ingatan pecandunya.

   
                      Konsumsi Rokok Terbesar
   Penelitian dari sejumlah universtitas ternama juga menyebutkan 900 juta atau 84 persen perokok se dunia hidup di negara-negara berkembang atau transisi ekonomi, termasuk di Indonesia.

        The Tobacco Atlas juga mencatat ada lebih dari 10 juta batang rokok dihisap setiap menit di seluruh dunia oleh satu miliar laki-laki dan 250 juta perempuan.

        Sebanyak 50 persen total konsumsi rokok dunia dimiliki China, Amerika Serikat, Rusia, Jepang, dan Indonesia. Bila kondisi ini berlanjut, diperkirakan pada tahun 2025 jumlah total rokok yang dihisap dapat mencapai 9.000 triliun batang setiap menitnya. Hal itu dilihat dari kecendrungan angka perokok yang terus meningkat.

        Di belahan benua Asia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.000 jiwa.

        Namun, sampai saat ini Indonesia belum mempunyai Peraturan Perundangan untuk melarang anak merokok. Akibat tidak adanya aturan yang tegas, dalam penelitian di empat kota yaitu Bandung, Padang, Yogyakarta, Malang, dan Riau, pada tahun 2004-2010, prevalensi perokok usia 5-9 tahun meningkat drastis dari 0,6 persen pada tahun 1999 menjadi 2,8 persen di tahun 2004 dan diperkirakan sudah mencapai 3 persen di tahun 2010.

        Peningkatan prevalensi merokok tertinggi berada pada interval usia 15-19 tahun dari 13,7 persen jadi 24,2 persen atau naik 77 persen dari tahun 1999.

        Menurut Survei Global Tembakau di Kalangan Remaja pada 1.490 murid SMP di Ibukota Tanah Air Jakarta tahun 1999, terdapat 46,7 persen siswa yang pernah merokok dan 19 persen di antaranya mencoba sebelum usia 10 tahun.

        Sebanyak 84,8 juta jiwa perokok di Indonesia berpenghasilan kurang dari Rp 20 ribu per hari upah minimum regional untuk Jakarta sekitar Rp 38 ribu per hari. Perokok di Indonesia 70 persen diantaranya berasal dari kalangan keluarga miskin.

        Sebanyak 12,9 persen budget keluarga miskin untuk rokok dan untuk orang kaya sembilan persen.

        Mengutip data Survei Ekonomi dan Kesehatan Nasional (Susenas), konsumsi rumah tangga miskin untuk tembakau di Indonesia menduduki ranking kedua (12,43 persen) setelah konsumsi beras (19.30 persen).

        Hal ini tentu menjadi tanda tanya, tatkala masyarakat kian prihatin karena harga bahan pokok naik, justru konsumen rokok kian bertambah.

        Orang miskin di Indonesia mengalokasikan uangnya untuk rokok pada urutan kedua setelah membeli beras. Mengeluarkan uangnya untuk rokok enam kali lebih penting dari pendidikan dan kesehatan.

        Sekitar 50 persen penderita kanker paru tidak mengetahui bahwa asap rokok merupakan penyebabnya. Dari 12 persen bocah setingkat jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang sudah diteliti pernah merasakan rokok dengan coba-coba. Kurang lebih setengahnya meneruskan kebiasaan merokok itu hingga beranjak dewasa bahkan hingga berkeluarga dan memiliki anak.

        Tak bisa dielakkan, rokok sangat bahaya bagi kelangsungan hidup manusia terutama bagi generasi muda yang merupakan penerus bangsa.

        Kendati demikian rokok terus diproduksi dengan canggih dan menjadi komoditas, yang dijual di bursa tembakau tanpa batasan sama sekali. Peringatan pemerintah atas bahaya rokok hanya dilihat sebagai angin lalu oleh kebanyakan pecandu serbuk tembakau berpita cukai perusak generasi bangsa ini/rokok.

Kamis, 05 Agustus 2010

MASYARAKAT ROHIL DAMBAKAN LISTRIK

        

Rokan Hilir, 5/8 (Fazar-News) - Sejak dua tahun silam sebanyak 329 rumah di Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, belum teraliri listrik.

       "Kami sangat mendambakan listrik dan sudah dua tahun menunggu aliran listrik sampai ke rumah hingga kini belum juga dapat," ungkap seorang warga Bangko Pusako, Nirwana (40), saat ditemui Fazar-News, Kamis.

        Menurut dia, untuk memenuhi kebutuhan penerangan terpaksa menyambung kabel aliran listrik dari rumah tetangga yang sudah dialiri listrik.

        Dikatakannya, ia terpaksa melakukan penyambungan arus melalui tetangga karena tidak ada jalan keluar yang diberikan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengatasai kendala ini.

       "Padahal kami selaku masyarakat bersedia membayar berapa pun demi masuknya listrik ke rumah kami," paparnya.

       Namun demikian, katanya, besaran harga yang dimaksud harus jelas rinciannya.

       "Jangan sampai, masyarakat dikenakan biaya yang besar, tapi tidak jelas rincian kegunaan uang tersebut," ucapnya.

       Seorang warga Bangko pusako lainnya, Wahyu (33), mangaku dirinya juga mengalami nasib yang sama. Akibatnya demi bebas dari gelap gulita, dirinya melakukan pemasangan arus dari rumah yang telah teraliri listrik, meski dirinya mengeluarkan biaya tambahan yang cukup tinggi.

       "Dari pada gelap gulita, terpaksa listrik numpang sama tetangga," ujarnya.

       Manajer PLN Ranting Bangko Pusako, Efendi, mengatakan banyaknya rumah yang belum teraliri listrik akibat travo sudah mengalami overload sehingga tidak dapat menampung daya dari penyambungan baru.

BRI PERSEMBAHKAN PESTA RAKYAT DI DURI

         Bengkalis, 5/8 (Fazar-News) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, mempersembahkan Pesta Rakyat Simpedes (PSR) pada Sabtu (7/8) dan Minggu (7/8).

        "BSR tersebut merupakan wujud penghargaan bagi nasabah yang sudah memberikan andil besar dalam  perkembangan dan kemajuan BRI," kata Pimpinan Cabang BRI Duri, Andjar Gladianto, saat dihubungi Fazar-News, Kamis.

        Dia mengatakan, pesta bertaburan hadiah itu akan diawali dengan berbagai hiburan yang diperuntuhkan sepenuhnya untuk masyarakat Kota Duri.

        Setelah itu, paparnya, dilanjutkan dengan penarikan hadiah utama berupa 1 unit mobil Xenia dan hadiah menarik lainnya.

        Pada kesempatan sama, Asisten Manager Bisnis Makro, Zulfitri, menambahkan, PSR Cabang Duri akan dilaksanakan di lapangan parkir Kantor Koramil Duri yang berada di Simpang Pokok Jengkol, Bengkalis.

        "Berbagai acara akan dihadirkan untuk masyarakat setempat, seperti lomba mengambar tingkat anak TK (Taman Kanak-Kanak), panjat pinang dan lomba lainnya," terangnya.

        Menurutnya, acara tersebut merupakan apresiasi BRI terhadap para nasabah dan masyarakat setempat.

        "Insya Allah Bupati Bengkalis akan hadir membuka pelaksanaan PSR ini," ucapnya.

        Dikatakannya, PSR nantinya juga akan diawali dengan pawai kendaraan hias keliling Kota Duri.

        Pada pawai itu, jelasnya, Berbagai hadiah PSR termasuk hadiah utama 1 unit mobil Xenia, akan diarak melewati rute jalan protokol. Usai itu, ujarnya, PSR akan dilakukan di halaman parkir Pokok Jengkol dengan festival band, bazar dari nasabah dan masyarakat, lomba mengambar murid TK, dan hiburan band, serta panjat pinang.

        "Malamnya kita mengadakan hiburan kim  dengan berbagai hadiah untuk masyarakat," ungkapnya lagi.

        Ditambahkan Zulfitri, acara demi acara yang digelar untuk masyarakat itu mendapat sambutan hangat. Saat ini sudah ada 10 grub band yang mendaftar, 200 anak TK ikut lomba mengambar serta 24 stand makanan, minuman serta stand lainnya.

        "Setelah rangkaian acara perdana itu, PSR dilanjutkan dengan penarikan hadiah Simpedes dan doorprice. Hadiah utama dan hadiah lainnya akan diberikan kepada para nasabah, dihadiri berbagai pihak terkait, mulai pihak pemerintahan, perbankan, kepolisian dan masyarakat," ringkasnya mengakhiri.

PERSIAPAN MUSDA KNPI DUMAI SUDAH SERATUS PERSEN


          Dumai, 5/8 (Fazar-News) - Kesiapan Musyawarah Daerah (Musda) ke X Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)  Dewan Pimpinan Kota DPK Dumai, Riau, 7 Agustus mendatang sudah siap seratus persen.

         Musda yang dijadwalkan berlangsung di Hotel Comfort Dumai ini akan dibuka langsung oleh Wali Kota Dumai H Zulkifli AS dan sejumlah unsur Muspida Dumai, kata Ketua Steering Commite (SC) Musda ke X DPK KNPI Dumai, Muharromi, kepada Fazar-News di Dumai, Kamis.

         Muharromi mengatakan, kesiapan lainnya yang juga telah rampung yaitu kepesertaan Musda yang berasal dari kalangan organisasi kepemudaan (OKP), 5 Pengurus Kecamatan (PK) KNPI di 5 kecamatan se-kota Dumai yang telah mendaftarkan diri sebagai peserta Musda.

        Selanjutnya, kata dia, untuk memastikan keikutsertaan peserta, SC bersama Organisasi Commite (OC) akan mengadakan verifikasi mengenai berkas dukungan sebanyak 30 OKP yang sudah mendaftarkan diri.

        "Sebanyak 30 OKP yang sudah mendaftar ini belum pasti akan menjadi peserta Musda dan memiliki suara dukungan karena akan diverifikasi lagi oleh panitia dan SC. Seluruh kesiapan pelaksanaan Musda sudah rampung dan kita sudah siap untuk melaksanakan Musda KNPI tersebut," katanya.

        Terkait pencalonan 9 bakal calon ketua yang sudah mendaftarkan diri untuk maju memperebutkan kursi ketua KNPI periode 2010-2013, Muharromi menjelaskan, kesembilan bakal calon ketua yang telah mengembalikan formulir pendaftaran tersebut akan diseleksi lagi dari segi administrasi serta keseriusan dalam bursa pencalonan dirinya.

        Setelah melalui proses seleksi, selanjutnya ke 9 tokoh pemuda potensial ini akan dimajukan ke pimpinan sidang Musda untuk dilakukan seleksi melalui dialog interaktif antar bakal calon dengan panitia musda serta OKP yang tergabung di bawah naungan KNPI.

        Para bakal calon yang akan terpilih menjadi calon ketua jika mendapat dukungan 20 persen dari jumlah OKP peserta Musda.

        "Para bakal calon ketua akan diseleksi dan diajukan ke pimpinan sidang untuk menjalani tes dan seleksi lebih lanjut dan ditetapkan menjadi calon ketua jika mendapat dukungan OKP peserta Musda sebanyak 20 persen," kata dia.