Kamis, 05 Agustus 2010

AIR SUNGAI DUMAI HITAM DAN BERBUIH

Oleh Fazar Muhardi

       Dumai, 4/8 (Fazar-News) - Anggota Komisi VII DPR RI yang melkaukan kunjungan kerja ke Kota Dumai, Riau, terkejut dengan kondisi air Sungai Dumai yang hitam dan berbuih.
   
"Kami sangat terkejut melihat kondisi air sungai yang berwarna hitam dan berbuih. Jika alasannya karena tanah gambut, maka kami kira airnya tidaklah berbuih. Ini nyata kami lihat. Untunglah kami lihat hanya dari dalam mobil, tapi jika kami turun ke lokasi sungai, tak terbayang bagi kami seperti apa pula baunya," kata Anggota Komisi VII DPR RI, Dewi Anggraini dalam pertemuannya dengan pihak PT Pertamina Refenery Unit (RU) II Dumai, di Dumai, Rabu.
       
Menurut Dewi persoalan lingkungan hidup di daerah ini perlu mendapat perhatian, karena banyak perusahaan yang beroperasi di daerah yang berada di pesisir timur Riau itu.
       
Untuk itu, terang dia, pihak terkait di daerah ini dan juga pihak Kementerian Lingkungan Hidup hendaknya menidaklanjuti berbagai kondisi lingkungan yang dicurigai telah terjadi pencemaran.
       
Anggota DPR-RI ini juga mempertanyakan kepada pihak PT Pertamina RU II Dumai tentang komitmennya dalam mencegah pencemaran lingkungan akibat limbah buangan perusahaan.
       
"Tapi kenapa baru sekarang PT Pertamina memikirkannya. Padahal Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 sudah ada sejak Tahun 2007 lalu, yang menegaskan tentang ketentuan kualitas air buangan lebih ketat dari yang sebelumnya. Saya memang betul-betul heran kenapa baru tahun 2010 ini," ucapnya.
       
Sebagaimana yang pernah diberitakan sebelumnya baru-baru ini masyarakat di Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Dumai, juga resah karena banyak ikan yang mati di perairan Selinsing, yang diduga akibat pencemarah lingkungan dari limbah perusahaan yang beroperasi di sekitar perairan tersebut.
     
Hasil labor dari uji sample air  memastikan telah terjadi pencemaran di perairan tersebut. Namun, pihak terkait di daerah ini tidak bersedia mempublikasi hasil uji labor yang dilakukan di Medan, Sumatera Utara itu dengan alasan kasus tersebut masih dalam kajian lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar