Minggu, 08 Agustus 2010

Seperti Apakah Dumai?

 undefined

Dumai (Fazar-News) - Kota Dumai adalah sebuah kota di Provinsi Riau, Indonesia, yang terletak 188 km dari Ibu Kota Pekanbaru. Kota Dumai yang dikenal sebagai kota industri juga merupakan kota terluas nomor dua di Indonesia setelah Manokwari.


Tercatat dalam sejarah, Dumai, sebuah dusun kecil di pesisir timur Propinsi Riau, kini mulai menggeliat menjadi mutiara di pantai timur Sumatera dengan jumlah penduduk di atas 300 ribu jiwa.


Sebelumnya, Kota Dumai yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis, diresmikan sebagai kota pada 20 April 1999, dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1999 tanggal 20 April 1999 setelah sebelumnya sempat menjadi kota administratif (kotif).




Infrastruktur Karat


Lebih sepuluh tahun, Kota Dumai, tidak berkembang selayaknya. Di kota itu, banyak terlihat bangunan-bangunan yang usang. Jalan-jalan yang rusak, penuh lobang dan gersang juga menjadi pemandangan yang biasa. Tidak itu saja, bertebarannya sampah organik dan non organik di kota itu juga menunjukkan kalau adipura hanya sebatas mimpi belaka.


Setiap musim kemarau, terik mentari di kota itu juga kian menyengat. Namun bila musim hujan datang, banjir-pun kian melanda.


Hal ini yang membuat kebanyakan masyarakat Dumai, baik yang tinggal di tengah maupun sudut kota kian resah karena derita sengatan mentari dan banjir yang perkepanjangan.


Sejumlah pakar mengatakan, terik mentari yang kian menyengat itu tidak hanya disebabkan letak georafis Dumai yang berdekatan dengan laut, namun juga disebabkan oleh berbagai industri perminyakan yang memadati kota itu.


Seorang pakar itu mengatakan, industri perminyakan di Dumai tidak tertata dengan rapi, banyak diantaranya juga berdekatan dengan pemukiman warga disana. Menurut pakar, sisa pembakaran minyak industri itu-lah yang membuat hawa di Kota Dumai semakin terasa panas.


Masuk kemasalah banjir, hal ini dipandang oleh kebanyakan masyarakat termasuk para pejabat disana merupakan masalah klasik yang berarti belum terpecahkan sejak sepuluh tahun kota itu didirikan.


Menanggapi dua permasalahan ini, Wali Kota Dumai, Zulkifli AS, sebelumnya sempat mengaku kewalahan karena anggaran pusat dan daerah yang minim.


Sebaliknya, alasan wali kota itu juga dianggap sebagai alasan klasik oleh kebanyakan masyarakt Dumai yang sangat mendambakan huniannya bebas dari sengatan matahari dan banjir.


"Di Dumai semua infrastrukturnya ber-karat karena tidak pernah diperbaharui atau diperbaiki. Seperti parit (drainase) banyak yang rusak sehingga tidak dapat menampung curah hujan yang datang," kata Suwarta (45), seorang warga Dumai yang tinggal di Kelurahan Purnama, Kecamatan Dumai Barat.


Sebaliknya, leman (40), seorang warga Dumai lainnya yang tinggal di Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Dumai Timur, mengaku kepanasan saat kemarau karena keberadaan huniannya yang tidak jauh dari dermaga tempat dimana berbagai jenis minyak industri ditransit kesebuah kapal pengangkut yang membawanya ke berbagai negara-negara di belahan dunia.




Laut Yang Tercemar


Selain dua permasalahan itu, juga terselip permasalahan yang tidak kalah klasik, yakni pencemaran laut.


Di Kota Dumai, dermaga pelabuhan merupakan aset yang tidak ternilai. Kendati Dana Bagi Hasil yang diterima kota itu tidak setimpal, namun tidak dapat dipungkiri, pembangunan Dumai juga berkat DBH ini.


Namun sejauh ini, yang menjadi pertanyaan adalah, sudah maksimalkah pengawasan pelabuhan yang dilakukan?


Sejumlah fakta menyebutkan, kebocoran minyak hingga tertumpah ke perairan laut Dumai selalu terjadi, bahkan hampir setiap hari.


Seorang pakar lingkungan hidup Universitas Riau, Tengku Ariful Amri, berpendapat, pembangunan dermaga CPO (crude palm oil) di bibir laut Dumai, sangat rentan dan mempermudah pencemaran lingkungan karena memberikan dampak negatif terhadap keberadaan komunitas mangrove maupun makrozoobentos (organisme di dasar perairan).


Perairan tersebut menurutnya merupakan muara sungai yang merupakan daerah transisi antara lingkungan air tawar dan asin sehingga perairan laut Dumai rentan terhadap perubahan lingkungan.


Menurutnya minyak sawit merupakan bahan baku oleokimia karena mengandung lemak alkohol, metil ester, dan asam lemak. Minyak CPO terdiri atas fraksi padat yang merupakan asam lemak jenuh (miristat satu persen, palmitat 45 peren, stearat empat persen) serta fraksi cair merupakan asam lemak tidak jenuh (oleat 39 persen, linoleat 11 peren).


Dalam ulasannya, Amri mengungkapkan CPO Indonesia mempunyai kualitas yang minim karena hampir 90 persen kadar zat tidak mengandung karoten (C40H56 BM 536,85) yang larut dalam minyak dan mengakibatkan warna kuning atau jingga.


Sifat fisik CPO pada deffense 1985 seperti yang dikatakan Amri, memiliki warna khas, yakni orange/jingga yang disertai bau menyengat dan berbentuk pasta, serta kadar air yang mencapai 3,7589 x 10-3 mL/g CPO, indeks bias 1,4692, massa jenis 0,8948 g/mL dengan kelarutan pada eter yang cukup dalam aseton, sedikit larut dalam etanol dan tidak larut dalam air payau akan mengalami proses adaptasi dengan lingkungan estuarin.


"Hingga sekarang, porsi dan mutu tersebut masih serupa dan tidak banyak berbedaan," tuturnya seraya menambahkan, keberadaan mangrove yang paling menonjol dan tidak dapat digantikan dengan ekosistem lain adalah kedudukannya sebagai mata rantai yang menghubungkan kehidupan ekosistem laut dan ekosistem daratan.


Untuk menghindari dampak limbah tersebut, terang Amri, sebaiknya unsur pemerintahan melakukan kontrol rutin. Karena berbagai hal yang tidak diinginkan berkemungkinan terjadi pada saat yang tidak dapat dipastikan.


"Jika limbah CPO sudah sampai ke perairan lepas, maka bukan tidak mungkin akan menghambat populasi di perairan yang dapat menyebabkan berbagai hal negatif," ungkapnya.


Amri menjelaskan genangan minyak pada permukaan laut dapat menghambat cahaya matahari masuk ke dalam perairan laut tersebut hingga dapat mengurangi takaran oksigen pada dasar laut. Selain itu, limbah CPO juga dapat mempercepat abrasi karena terhambatnya bahkan musnahnya jenis pepohonan seperti bakau di bibir laut Dumai.




Maraknya Penyeludupan


Selain masalah infrastruktur yang karat dan pencemaran laut, Dumai, juga terkenal dengan maraknya aksi penyeludupan. Mulai dari penyeludupan barang elektronik, balpres, bahkan narkotika.


Masalah ini juga dapat dikategorikan sebagai permasalahan klasik, karena hingga kini upaya penyeludupan itu masih saja terjadi dengan kerugian negara yang diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.


Banyaknya pelabuhan tikus di Kota Dumai, membuat aparat Bea dan Cukai cukup kewalahan untuk mengawasinya. Tidak dipungkiri, upaya penyeludupan sangat sering terjadi di kota itu.


Hal itu dibuktikan dengan hasil kerja aparat Bea dan Cukai yang setiap bulannya berhasil mengamankan berbagai elektronik ilegal seperti televisi, laptop, dan jenis elektronik lainnya di sejumlah pelabuhan tikus di kota itu.


Selain elektronik ilegal, aparat Bea dan Cukai juga kerap berhasil menggagalkan upaya penyeludupan pakaian bekas atau yang dikenal dengan sebutan balpres.


Sayangnya di setiap penangkapan terhadap barang illegal itu, petugas selalu tidak menemukan tersangka utama yang merupakan pemiliknya.


Kepala Bea dan Cukai Dumai, Isja Bewirman, menanggapi maraknya penyeludupan di Dumai dengan wajar dengan pengecualian. Maksudnya adalah, penyeludupan dapat dikategorikan wajar apabila yang menjadi dalang upaya merugikan negara itu dilakukan oleh mafia atau orang yang berada di luar lingkungan pemerintahan atau instansi vertikal terkait.


Namun penyeludupan bisa masuk dalam kategori tidak wajar apabila dilakukan oleh orang-orang yang berada di lingkungan pemerintahan dan instansi vertikal terkait.


Ia mengakui, kecurigaannya terhadap penyeludupan tidak wajar di Kota Dumai semakin kuat. Hal itu diungkapkannya menimbang maraknya penjualan barang-barang bekas asal luar negeri yang beredar luas di Dumai.


"Dari mana asal barang-barang itu kalau bukan dari hasil keberhasilan penyeludup. Hal ini yang kami sebut kecolongan, namun kami tidak bisa menindaknya karena barang-barang yang sebenarnya ilegal itu sudah sampai ke darat dan ke pihak yang bukan pemilik sebenarnya," paparnya.


Menanggapi maraknya penyeludupan narkotika di Kota Dumai, Kepala Polisi Resort Kota (Kapolresta) Dumai, AKBP Hersadwi Rusdiono, mengakui, jika dirinya sering kecolongan, karena selama ini, permasalahan yang sebenarnya berada di wilayahnya itu justru kerap dibongkar oleh aparat Bea dan Cukai.


Hersadwi juga mengakui jika selama ini pihaknya masih lemah dalam melakukan pengawasan di jalur laut sehingga upaya penyeludupan kerap tidak terpantau.




Air Bersih Yang Langka


Setelah masalah infrastruktur, pencemaran laut, dan masalah maraknya penyeludupan, masalah air bersih juga manjadi `motto` tersendiri bagi kota ini.


Siapa yang sangka, kota yang dijadikan sebagai landasan transit industri perminyakan ini ternyata kesulitan dalam memenuhi keputuhan air bersih labih dari 300.000 masyarakatnya.


Pada permasalahan yang satu ini, pemerintah kembali beralasan minimnya anggaran yang masuk, sehingga membuat semua rencana pembangunan proyek air bersih menjadi terkendala dan selalu tertunda kesiapannya.


Untuk mendapatkan sumber air bersih, masyarakat di kota itu harus antre di beberapa tempat penyedia air bersih dengan jatah dua drigen 50 liter per Kepala Keluarga (KK). Dengan alasan ketidaksabaran, beberapa warga lebih memilih untuk membelinya pada makelar air bersih yang berkeliling di Kota Dumai.


Menanggapi permasalahan itu, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai, Wan Ramli, mengatakan, pengerjaan proyek air bersih sudah dilakukan sejak 2008 lalu. Sesuai dengan kontrak pekerjaan yang dilakukan antara Pemko Dumai dengan tiga perusahaan rekanan pengerjaan proyek air minum tersebut, penyelesaian pekerjaan akan berakhir pada Desember 2010.


Ia menyebutkan untuk mengerjakan proyek tersebut tentunya harus dilakukan secara berkesinambungan. Sebab perusahaan yang melakukan pengerjaan proyek itu ada tiga yakni Waskita Karya yang mengerjakan instalasi jaringan pipa primer, Adi Karya untuk jaringan pipa sambungan rumah dan Nindya Karya untuk instalasi pengolahan airnya.


Sementara diakuinya untuk melakukan pekerjaan tersebut ada ketergantungan dengan rekanan yang lain. Hal tersebut membuat kendala. Sebab saat satu perusahaan ini akan melaksanakan pengerjaan harus menunggu perusahaan lainnya selesai lebih dulu.


Sementara perusahaan yang ditunggu ini belum dapat mengerjakanya dikarenakan ada beberapa hal seperti cuaca musim hujan yang dapat menganggu aktivitas penggalian dan pembangunan cor tempat dudukan Reseve Osmosis (RO). Selain itu kendala yang dihadapi adalah kertelambatan pembayaran yang sempat terjadi karena Pemko Dumai mengalami defisit biaya.


Empat permasalahan di atas setidaknya memberi jawaban tentang pertanyaan yang tertera pada judul tulisan ini. "Seperti apakah Dumai ?".

Jumat, 06 Agustus 2010

Rokok: Peringatan, Ancaman, Atau Semboyan?

 


Oleh Fazar Muhardi

Merokok dapat, menyebabkan kenker, serangan jantung, impotensi, serta gangguan kehamilan dan janin.

        Peringatan itu tertulis besar-besar di papan reklame rokok di jalan-jalan protokol, iklan rokok di media, bahkan tertulis diberbagai kemasan rokok yang memiliki pita cukai secara legal.

        Tapi sampai saat ini jumlah perokok di Indonesia terus bertambah dan cendrung mengalami peningkatan yang signifikan.

        Beragam merek dan jenis rokok terus "mewabah" di pasar dalam negeri dari Sabang sampai Marouke, pedesaan hingga perkotaan tidak kecuali di Kota Dumai, Riau.

        Itu cukup menjadi bukti bahwa peringatan yang tertulis besar-besar itu sama sekali tidak mengancam bahkan mungkin menjadi semacam "semboyan", atau kalimat peneguh untuk tetap merokok. 
   Pantauan Fazar-News terhadap kebiasan masyarakat Dumai mulai dari pelajar SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, menunjukan, kebiasan merokok makin hari makin terpatri di Dumai.

        Sejumlah siswa SD di Kota Dumai bahkan memiliki komunitas pehobi merokok. Kebiasaan siswa berseragam "merah putih" ini sering terlihat di sejumlah lorong dan gang-gang sempit yang ada di Kota Dumai.

        Sebatang rokok, biasanya mereka hisap secara bergantian. Apabila kurang puas, bocah-bocah itu biasanya mencari puntungan rokok yang berserak di jalanan.

        Apabila puntungan itu masih menyisakan tembakau, maka mereka akan membakar ulang dan menghisapnya hingga kadar tembakau pada puntungan tersebut benar-benar tidak tersisa.

        Pemandangan ini selalu terlihat setiap harinya di tempat yang sama walau terkadang geng bocah perokok itu kerap berlainan wajah.

        Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Dumai yang juga memilki kebiasaan sama dengan kalangan pelajar SD di kota itu.

        Bedanya, siswa SMP lebih terbuka, walau masih terkesan segan dan takut ditegur oleh orang tua serta pendidik yang bisa saja berpapasan saat mereka mencontoh kebiasaan buruk orang dewasa itu di pinggiran kota.

        Kalangan pelajar Sekolah Menegah Atas (SMA) di Kota Dumai yang sudah tidak lagi sungkan untuk menghisap rokok. Kebiasan merokok yang dipertunjukkan kalangan ini tidak lagi membentuk suatu kelompok atau komunitas tersendiri.

        Mereka lebih vulgar menunjukkan kebiasan merokoknya di muka umum. Bahkan tidak sedikit yang sudah mendapat restu oleh orang tua dan kerabatnya.

        Di beberapa universitas yang berada di kota itu yang tidak memiliki aturan larangan calon sarjananya untuk merokok di lingkungan universitas, seperti yang terjadi di Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Kota Dumai.

        Sebelum kuliah, mahasiswa di STTD ini biasanya menghabiskan waktu menunggunya dengan merokok sembari menunggu dosen hadir di hadapan mereka.

        Rangkaian pantauan itu menunjukkan bahwa merokok bukanlah hal yang aneh di Kota Dumai. Merokok seolah telah menjadi tren kawula muda di Kota Mutiara Pantai Sumatera itu, mulai dari komunitas pekerja kecil hingga eksekutif, kalangan miskin hingga kaya raya, rata-rata memiki kebiasaan sama.

   
               Tembakau Penyebab Kematian
   Sejauh ini, para peneliti menempatkan tembakau pada peringkat utama penyebab kematian. Tembakau menyebabkan satu dari 10 kematian orang dewasa di seluruh dunia, dan mengakibatkan 5,4 juta kematian setiap tahunnya.

        Ini berarti rata-rata satu kematian setiap 6,5 detik. Kematian pada tahun 2020 akan mendekati dua kali jumlah kematian saat ini jika kebiasaan konsumsi rokok terus berlanjut dan justru semakin mengalami peningkatan yang signifikan.

        Padahal kematian itu sebenarnya dapat dicegah dengan mudah, salah satunya tidak merokok atau menghindari asap rokok.

        Berdasarkan catatan tim medis Indonesia menyebutkan bahwa rokok dapat menyebabkan 10 efek buruk untuk bagi penghisapnya. Yang pertama merokok akan mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan ereksi. Karena hal tersebut, rokok dapat berakibat impotensi.

        Kedua, merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang diperlukan sel kulit pemakainya dengan jalan menyempitkan pembuluh darah di sekitar wajah sehingga akan menyebabkan percepatan keriput pada wajah.

        Selanjutnya, rokok juga menyebabkan gigi berbercak dan nafas bau. Partikel dari rokok sigaret dapat memberi bercak kuning hingga cokelat pada gigi pecandunya, dan ini juga akan memerangkap bakteri penghasil bau di mulut. Kelainan gusi dan gigi tanggal juga lebih sering terjadi pada perokok berat.

        Rokok juga dapat menyebabkan tubuh penggunanya dan ruang yang berada di sekitarnya menjadi bau. Rokok sigaret memiliki bau yang tidak menyenangkan dan menempel pada segala sesuatu, dari kulit dan rambut sampai pakaian dan barang-barang di sekitar penikmat rokok.

        Rokok lambat laun akan menyebabkan kerapuhan pada tulang pinggul pecandunya, terutama pecandu wanita yang sudah lanjut usia.

        Bahkan rokok juga dikabarkan mengandung zat yang mampu menyebabkan peningkatan mood. Zat inilah yang biasanya kandungannya berkurang saat seseorang menderita depresi. Itulah juga penyebabnya mengapa orang yang sedang stres atau depresi cenderung mencari "pelarian" ke rokok.

        Rokok juga menjadi panutan yang buruk bagi anak. Setiap hari, diperkirakan 3.000 anak di AS yang menjadi ketagihan menghisap sigaret. Bila mereka terus merokok, 1.000 diantaranya bisa dipastikan akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok.

        Rokok juga merupakan salah satu penyebab kebakaran di Indonesia, terutama di lahan kering.

        Rokok juga menjadi penyebab sirkulasi darah yang kian buruk. Hal tersebut beralasan karena sel darah merah telah dirancang untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada perokok, molekul oksigen digantikan oleh komponen dari asap rokok, sehingga menghambat transportasi oksigen yang penting bagi kehidupan sel.

       Dan yang terakhir, efek buruk yang disebabkan oleh rokok adalah kebodohan . Hal itu beralasan karena asap rokok yang masuk kedalam tubuh manusia secara tidak langsung ternyata menyentuh organ penting pada otak. Jika hal itu sering terjadi, maka diyakini dapat menganggu fungsi sel otak dan mengurangi daya fikir dan ingatan pecandunya.

   
                      Konsumsi Rokok Terbesar
   Penelitian dari sejumlah universtitas ternama juga menyebutkan 900 juta atau 84 persen perokok se dunia hidup di negara-negara berkembang atau transisi ekonomi, termasuk di Indonesia.

        The Tobacco Atlas juga mencatat ada lebih dari 10 juta batang rokok dihisap setiap menit di seluruh dunia oleh satu miliar laki-laki dan 250 juta perempuan.

        Sebanyak 50 persen total konsumsi rokok dunia dimiliki China, Amerika Serikat, Rusia, Jepang, dan Indonesia. Bila kondisi ini berlanjut, diperkirakan pada tahun 2025 jumlah total rokok yang dihisap dapat mencapai 9.000 triliun batang setiap menitnya. Hal itu dilihat dari kecendrungan angka perokok yang terus meningkat.

        Di belahan benua Asia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.000 jiwa.

        Namun, sampai saat ini Indonesia belum mempunyai Peraturan Perundangan untuk melarang anak merokok. Akibat tidak adanya aturan yang tegas, dalam penelitian di empat kota yaitu Bandung, Padang, Yogyakarta, Malang, dan Riau, pada tahun 2004-2010, prevalensi perokok usia 5-9 tahun meningkat drastis dari 0,6 persen pada tahun 1999 menjadi 2,8 persen di tahun 2004 dan diperkirakan sudah mencapai 3 persen di tahun 2010.

        Peningkatan prevalensi merokok tertinggi berada pada interval usia 15-19 tahun dari 13,7 persen jadi 24,2 persen atau naik 77 persen dari tahun 1999.

        Menurut Survei Global Tembakau di Kalangan Remaja pada 1.490 murid SMP di Ibukota Tanah Air Jakarta tahun 1999, terdapat 46,7 persen siswa yang pernah merokok dan 19 persen di antaranya mencoba sebelum usia 10 tahun.

        Sebanyak 84,8 juta jiwa perokok di Indonesia berpenghasilan kurang dari Rp 20 ribu per hari upah minimum regional untuk Jakarta sekitar Rp 38 ribu per hari. Perokok di Indonesia 70 persen diantaranya berasal dari kalangan keluarga miskin.

        Sebanyak 12,9 persen budget keluarga miskin untuk rokok dan untuk orang kaya sembilan persen.

        Mengutip data Survei Ekonomi dan Kesehatan Nasional (Susenas), konsumsi rumah tangga miskin untuk tembakau di Indonesia menduduki ranking kedua (12,43 persen) setelah konsumsi beras (19.30 persen).

        Hal ini tentu menjadi tanda tanya, tatkala masyarakat kian prihatin karena harga bahan pokok naik, justru konsumen rokok kian bertambah.

        Orang miskin di Indonesia mengalokasikan uangnya untuk rokok pada urutan kedua setelah membeli beras. Mengeluarkan uangnya untuk rokok enam kali lebih penting dari pendidikan dan kesehatan.

        Sekitar 50 persen penderita kanker paru tidak mengetahui bahwa asap rokok merupakan penyebabnya. Dari 12 persen bocah setingkat jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang sudah diteliti pernah merasakan rokok dengan coba-coba. Kurang lebih setengahnya meneruskan kebiasaan merokok itu hingga beranjak dewasa bahkan hingga berkeluarga dan memiliki anak.

        Tak bisa dielakkan, rokok sangat bahaya bagi kelangsungan hidup manusia terutama bagi generasi muda yang merupakan penerus bangsa.

        Kendati demikian rokok terus diproduksi dengan canggih dan menjadi komoditas, yang dijual di bursa tembakau tanpa batasan sama sekali. Peringatan pemerintah atas bahaya rokok hanya dilihat sebagai angin lalu oleh kebanyakan pecandu serbuk tembakau berpita cukai perusak generasi bangsa ini/rokok.

Kamis, 05 Agustus 2010

MASYARAKAT ROHIL DAMBAKAN LISTRIK

        

Rokan Hilir, 5/8 (Fazar-News) - Sejak dua tahun silam sebanyak 329 rumah di Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, belum teraliri listrik.

       "Kami sangat mendambakan listrik dan sudah dua tahun menunggu aliran listrik sampai ke rumah hingga kini belum juga dapat," ungkap seorang warga Bangko Pusako, Nirwana (40), saat ditemui Fazar-News, Kamis.

        Menurut dia, untuk memenuhi kebutuhan penerangan terpaksa menyambung kabel aliran listrik dari rumah tetangga yang sudah dialiri listrik.

        Dikatakannya, ia terpaksa melakukan penyambungan arus melalui tetangga karena tidak ada jalan keluar yang diberikan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengatasai kendala ini.

       "Padahal kami selaku masyarakat bersedia membayar berapa pun demi masuknya listrik ke rumah kami," paparnya.

       Namun demikian, katanya, besaran harga yang dimaksud harus jelas rinciannya.

       "Jangan sampai, masyarakat dikenakan biaya yang besar, tapi tidak jelas rincian kegunaan uang tersebut," ucapnya.

       Seorang warga Bangko pusako lainnya, Wahyu (33), mangaku dirinya juga mengalami nasib yang sama. Akibatnya demi bebas dari gelap gulita, dirinya melakukan pemasangan arus dari rumah yang telah teraliri listrik, meski dirinya mengeluarkan biaya tambahan yang cukup tinggi.

       "Dari pada gelap gulita, terpaksa listrik numpang sama tetangga," ujarnya.

       Manajer PLN Ranting Bangko Pusako, Efendi, mengatakan banyaknya rumah yang belum teraliri listrik akibat travo sudah mengalami overload sehingga tidak dapat menampung daya dari penyambungan baru.

BRI PERSEMBAHKAN PESTA RAKYAT DI DURI

         Bengkalis, 5/8 (Fazar-News) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, mempersembahkan Pesta Rakyat Simpedes (PSR) pada Sabtu (7/8) dan Minggu (7/8).

        "BSR tersebut merupakan wujud penghargaan bagi nasabah yang sudah memberikan andil besar dalam  perkembangan dan kemajuan BRI," kata Pimpinan Cabang BRI Duri, Andjar Gladianto, saat dihubungi Fazar-News, Kamis.

        Dia mengatakan, pesta bertaburan hadiah itu akan diawali dengan berbagai hiburan yang diperuntuhkan sepenuhnya untuk masyarakat Kota Duri.

        Setelah itu, paparnya, dilanjutkan dengan penarikan hadiah utama berupa 1 unit mobil Xenia dan hadiah menarik lainnya.

        Pada kesempatan sama, Asisten Manager Bisnis Makro, Zulfitri, menambahkan, PSR Cabang Duri akan dilaksanakan di lapangan parkir Kantor Koramil Duri yang berada di Simpang Pokok Jengkol, Bengkalis.

        "Berbagai acara akan dihadirkan untuk masyarakat setempat, seperti lomba mengambar tingkat anak TK (Taman Kanak-Kanak), panjat pinang dan lomba lainnya," terangnya.

        Menurutnya, acara tersebut merupakan apresiasi BRI terhadap para nasabah dan masyarakat setempat.

        "Insya Allah Bupati Bengkalis akan hadir membuka pelaksanaan PSR ini," ucapnya.

        Dikatakannya, PSR nantinya juga akan diawali dengan pawai kendaraan hias keliling Kota Duri.

        Pada pawai itu, jelasnya, Berbagai hadiah PSR termasuk hadiah utama 1 unit mobil Xenia, akan diarak melewati rute jalan protokol. Usai itu, ujarnya, PSR akan dilakukan di halaman parkir Pokok Jengkol dengan festival band, bazar dari nasabah dan masyarakat, lomba mengambar murid TK, dan hiburan band, serta panjat pinang.

        "Malamnya kita mengadakan hiburan kim  dengan berbagai hadiah untuk masyarakat," ungkapnya lagi.

        Ditambahkan Zulfitri, acara demi acara yang digelar untuk masyarakat itu mendapat sambutan hangat. Saat ini sudah ada 10 grub band yang mendaftar, 200 anak TK ikut lomba mengambar serta 24 stand makanan, minuman serta stand lainnya.

        "Setelah rangkaian acara perdana itu, PSR dilanjutkan dengan penarikan hadiah Simpedes dan doorprice. Hadiah utama dan hadiah lainnya akan diberikan kepada para nasabah, dihadiri berbagai pihak terkait, mulai pihak pemerintahan, perbankan, kepolisian dan masyarakat," ringkasnya mengakhiri.

PERSIAPAN MUSDA KNPI DUMAI SUDAH SERATUS PERSEN


          Dumai, 5/8 (Fazar-News) - Kesiapan Musyawarah Daerah (Musda) ke X Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)  Dewan Pimpinan Kota DPK Dumai, Riau, 7 Agustus mendatang sudah siap seratus persen.

         Musda yang dijadwalkan berlangsung di Hotel Comfort Dumai ini akan dibuka langsung oleh Wali Kota Dumai H Zulkifli AS dan sejumlah unsur Muspida Dumai, kata Ketua Steering Commite (SC) Musda ke X DPK KNPI Dumai, Muharromi, kepada Fazar-News di Dumai, Kamis.

         Muharromi mengatakan, kesiapan lainnya yang juga telah rampung yaitu kepesertaan Musda yang berasal dari kalangan organisasi kepemudaan (OKP), 5 Pengurus Kecamatan (PK) KNPI di 5 kecamatan se-kota Dumai yang telah mendaftarkan diri sebagai peserta Musda.

        Selanjutnya, kata dia, untuk memastikan keikutsertaan peserta, SC bersama Organisasi Commite (OC) akan mengadakan verifikasi mengenai berkas dukungan sebanyak 30 OKP yang sudah mendaftarkan diri.

        "Sebanyak 30 OKP yang sudah mendaftar ini belum pasti akan menjadi peserta Musda dan memiliki suara dukungan karena akan diverifikasi lagi oleh panitia dan SC. Seluruh kesiapan pelaksanaan Musda sudah rampung dan kita sudah siap untuk melaksanakan Musda KNPI tersebut," katanya.

        Terkait pencalonan 9 bakal calon ketua yang sudah mendaftarkan diri untuk maju memperebutkan kursi ketua KNPI periode 2010-2013, Muharromi menjelaskan, kesembilan bakal calon ketua yang telah mengembalikan formulir pendaftaran tersebut akan diseleksi lagi dari segi administrasi serta keseriusan dalam bursa pencalonan dirinya.

        Setelah melalui proses seleksi, selanjutnya ke 9 tokoh pemuda potensial ini akan dimajukan ke pimpinan sidang Musda untuk dilakukan seleksi melalui dialog interaktif antar bakal calon dengan panitia musda serta OKP yang tergabung di bawah naungan KNPI.

        Para bakal calon yang akan terpilih menjadi calon ketua jika mendapat dukungan 20 persen dari jumlah OKP peserta Musda.

        "Para bakal calon ketua akan diseleksi dan diajukan ke pimpinan sidang untuk menjalani tes dan seleksi lebih lanjut dan ditetapkan menjadi calon ketua jika mendapat dukungan OKP peserta Musda sebanyak 20 persen," kata dia.

DISPERINDAG DUMAI BENTUK TIM PENGAWASAN KEPOKMAS


          Dumai, 5/8 (Fazar-News) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai, Riau, Kamis, membentuk Tim Koordinasi Pemantauan dan Pengawasan Pedistribusian Bahan Kebutuhan Pokok Masyarakat, dalam rangka mengantisipasi permintaan dan harga bahan pokok memasuki puasa dan lebaran.

         "Terbentuknya tim Kepokmas ini sesuai dengan surat edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No:17/PDN/SD/6/2010 tertanggal 20 juni 2010," kata Kadisperidag Kota Dumai Djamalus di Dumai, Kamis.

         Ia menjelaskan, pembentukan tim ini perlu mengingat dimensi permintaan masyarakat akan kebutuhan pokok, dalam rangka menghadapi hari besar keagamaan khususnya bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri semakin meningkat.

         "Terutama komoditi beras, gula, minyak goreng, tepung terigu, telur dan lain sebagainya," paparnya.

         Ia menjelaskan, tim tersebut nantinya akan melakukan pengawasan secara langsung dan mengantisipasi terhadap kemungkinan terjadinya gejolak harga yang dapat meresahkan masyarakat.

         "Tim juga akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait, kepolisian dan asosiasi atau pelaku usaha yang ada di Kota Dumai sebagai upaya kelancaran pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dan pengendalian harga," tuturnya.

         Ia juga mengatakan, kedepan timnya juga berencana membentuk posko Kepokmas yang difungsikan sebagai sumber informasi layanan masyarakat dan memprogramkan pasar murah secara sinergi dengan para pelaku usaha.

         "Jika nanti ditemukan adanya indikasi penimbunan bahan kebutuhan pokok yang dilakukan oleh pengusaha, maka kita tidak segan-segan melakukan upaya tindakan hukum yang berlaku," kata Djamalus.

DINAS PU DUMAI KEWALAHAN ATASI BANJIR


         Dumai, 5/8 (Fazar-News) - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Dumai, Riau, mengaku kewalahan dalam mengatasi banjir yang kerap melanda kota itu.

        Kepala Bagian Bidang Cipta Karya Dinas PU Kota Dumai, Wan Ramli, kepada Fazar-News di Dumai, Kamis, mengatakan, banjir sulit diatasi akibat curah hujan yang tinggi dan kondisi drainase yang tidak memadai.

        "Untuk mengatasi banjir ini diperlukan waktu lama dan pendanaan yang mencukupi serta pengetahuan yang memadai," kata Wan Ramli.

        Menerut dia, untuk menghindari banjir, salah satu yang harus dilakukan adalah melakukan rencana tata drainase dan menjaga saluran air.  

   "Mengatasi banjir di kota ini tidaklah gampang karena masalahnya tempat penampungan air kita dari dulu sampai sekarang tetap saja tidak mampu menampung debit air ketika hujan dan air laut pasang. Sehingga mengakibatkan pemukiman warga dan jalanan menjadi banjir. Diperlukan perencanaan ulang yang matang dalam waktu yang lama serta dukungan pendanaan untuk mencegah persoalan klasik ini," kata Wan Ramli.
        Dikatakannya, solusi lain yang tidak kalah pentingnya untuk mengatasi persoalan banjir ini ialah dengan memperhatikan sumur resapan bagi setiap bangunan yang ada di Dumai. 

POLISI DUMAI RAZIA MAKANAN KADALUWARSA

         Dumai, 5/8 (Fazar-News) - Polresta Dumai, Riau, Rabu (4/8), melakukan razia terhadap makanan dan minuman kadaluwarsa di sejumlah toko swalayan dan pasar-pasar tradisional.

        "Razia ini digencarkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan," kata Kapolres Dumai AKBP Hersadwi Rusdiono, kepada Fazar-News di Dumai, Kamis.

        Namun, dalam operasi ini petugas belum menemukan makanan dan minuman kadaluwarsa yang masih diperjualbelikan.

        "Operasi ini baru digelar satu hari, dan saat ini kita belum menemukan makanan dan minuman yang kita maksud. Rencananya, razia ini akan terus dilakukan dalam dua pekan ke depan," kata Kapolres.

        Pada kesempatan terpisah, Kepala Bagian Operasional Kompol Imran Ami, mengatakan, dalam operasi itu pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait lainnya, meliputi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Kesehatan Kota Dumai.

        Dia berjanji akan giat melakukan pengawasan makanan dan minuman yang diduga kadaluwarsa karena dapat meresahkan konsumen.

        Hal ini menurut dia penting agar bahan pangan kebutuhan masyarakat yang sudah lewat masa pakainya tidak lagi diperjualbelikan hingga dikonsumsi.

        "Kalau kita menemukan barang kebutuhan seperti makanan dan minuman yang kadaluwarsa, kita akan langsung sita dan meminta penjualnya agar menarik produk tersebut dari pasaran," ucap Imran.

        "Produk makanan atau minuman kadaluwarsa, rentan dengan bahaya keracunan, bagi orang yang mengonsumsinya, terutama mereka yang sedang menjalani ibadah puasa. Hal itu disebabkan stamina mereka lebih lemah dibandingkan dengan mereka yang tidak puasa," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, dr Desio Isanov.

DISDIK DUMAI IMBAU SEKOLAH KURANGI AKTIVITAS FISIK



          Dumai, 5/8 (Fazar-News) - Dinas Pendidikan Kota Duma, Riau, melalui surat edarannya mengimbau seluruh sekolah agar mengurangi aktivitas fisik dalam pelajaran selama Ramadhan, dan mewajibkan shalat berjamaah bagi siswa di sekolah.

         Dalam surat yang dibacakan langsung oleh Kepala Disdik Dumai, Rusli Alhamidi, Kamis, juga mewajibkan agar pihak sekolah lebih meningkatkan durasi pelajaran tentang keagamaan.

         Rusli Alhamidi yang ditemui Fazar-News di ruang kerjanya mengatakan berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada Ramadhan 1430 Hijriah, para siswa menjalani proses belajar mengajar di masjid dan mushalla di lingkungan terdekat, kini mereka kembali belajar di sekolah masing-masing.

         Adapun alasannya, kata Rusli, karena selain keterbatasan anggaran pendidikan yang ada juga sistem belajar di rumah ibadah terdekat dinilai tidak efektif bagi pelajar dalam menuntut ilmu pengetahuan.

         Pada kesempatan sama, Sekretaris Disdik Kota Dumai, Yusmanidar, yang mendampingi Rusli, menambahkan, pada awal puasa, siswa-siswi se-Kota Dumai akan diliburkan terlebih dahulu selama tiga hari, 9-11 Agustus 2010.

         Selanjutnya, kata dia, pihak sekolah juga diwajibkan untuk menggelar kegiatan pesantren kilat di sekolah selama sepekan yang dimulai sejak 23 hingga 30 Agustus mendatang.

         Dikatakan Yusmanidar, sistem siswa belajar pagi akan dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga 12.30 WIB dan ditutup dengan shalat Zuhur berjamaah. Khusus siswa yang masuk siang, jam belajar diakhiri dengan shalat Ashar berjamaah.

         Bagi pelajar yang nonmuslim, lanjut dia, tetap belajar bersama mengikuti kurikulum umum. Namun, untuk kurikulum agama supaya sekolah dapat mengeluarkan kebijakan siswa harus menyesuaikan diri belajar agama masing-masing.

         "Edaran kegiatan pembelajaran pada Ramadhan sudah disampaikan ke seluruh sekolah untuk dapat mengikuti kebijakan tersebut dan menyesuaikan diri," katanya.

         Dalam surat edaran itu juga menyebutkan bahwa kurikulum umum dan agama tidak ada perubahan. Namun, khusus kurikulum olahraga dan kesenian kemungkinan ditiadakan mengingat pelajar sedang berpuasa.

         "Untuk pakaian sekolah, masih menunggu petunjuk dari wali kota. Yang pasti pelajar wanita harus membawa mukena ke sekolah," kata Yusmanidar.

         Meski dalam Ramadhan siswa hanya menjalani proses belajar selama 10 hari, Disdik mengimbau sekolah untuk tetap mengusahakan pencapaian kurikulum pembelajaran layaknya yang sudah disusun.

         Di samping itu, kata dia, jangka waktu belajar selama bulan Ramadhan hanya berkurang lima hingga 10 menit per mata pelajaran.

         Guna menghindari kenakalan remaja, Yusmanidar mengimbau pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk dapat mengawasi anak di lingkungan tempat tinggalnya.

         Dia juga meminta kepada para siswa untuk menjalani proses belajar mengajar dengan baik dan khusyuk dalam beribadah serta memperbanyak menambah ilmu pengetahuan dari bacaan buku lain.

KURIR SABU DIVONIS 14 TAHUN PENJARA


 
Oleh Fazar Muhardi

          Dumai, 5/8 (Fazar-News) - Terdakwa Eli Susanto (32), warga Bagan Saipiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, divonis 14 tahun penjara oleh  Pengadilan Negeri Dumai, Rabu.    

   Dalam sidang tersebut terdakwa dinyatakan terbukti bersalah memiliki dan membawa 2.100 butir pil ekstasi dari Malaysia.    

   Majelis hakim yang diketuai Ulina Marbun menyatakan terdakwa terbukti bersalah melanggar UU No 35 tahun 2009 pasal 113 ayat 2 tentang Narkotika.  
 
   "Akibat perbuatannya terdakwa diganjar hukuman 14 tahun penjara dan denda Rp1 miliar dengan subsider 6 bulan kurungan.

        Putusan tersebut lebih ringan empat tahun dari tuntutan Jaksa sebelumnya.    
 
   Sebelumnya, tersangka Eli Susanto diamankan petugas Bea dan Cukai Dumai pada hari Selasa, 2 Februari 2010, setelah didapati membawa ribuan ekstasi asal Malaysia saat turun dari kapal Malaysia Expres di Pelabuhan Dumai.    

   Petugas Bea dan Cukai menemukan barang bukti tersebut di dalam celana dalam tersangka.  
 
   Saat diinterogasi oleh petugas Bea dan Cukai, tersangka mengaku hanya sebagai kurir yang menerima upah sebesar 2.000 ringgit Malaysia

KESENGSARAAN YANG MEMBELENGGU



Oleh Fazar Muhardi

Dumai (Fazar-News) - Rozi Khaimullah dengan seuntai rantai yang membelit di kaki sebelah kirinya. Dahulu ia merupakan seorang anak yang baik, ramah, dan suka membantu keluarga.

Namun kini, ia tidak lebih dari seekor binatang buas yang siap menerkam siapa saja yang berada di dekatnya. Perubahan signifikan itu dialami Rozi sejak empat tahun silam, saat ia menerima kenyataan pahit menjadi seorang guru honor yang hanya digaji Rp200 ribu setiap bulannya.

"Padahal ia seorang sarjana," kata Suhamri, seorang pria renta yang selalu membawakan makanan kesebuah rumah kosong tempat dimana Rozi hanya bertemankan dengan ruang hampa dan sejumlah hewan-hewan liar yang kerap menyakitinya.

Suhamri merupakan Ayah kandung dari Rozi. Sejak setahun silam, ia terpaksa memasung anak yang dilahirkan sang istri yang dinikahinya 35 tahun silam karena `monster` berusia 28 tahun itu kerap mengamuk dan berusaha membakar rumah yang dihuninya yang berada di sekitar Kelurahan Bukit Timah, Dumai Barat, Kota Dumai, Riau.

"Dahulu atau sekitar empat tahun silam ia hanya sering melamun. Tapi seiring berjalannya waktu, jiwanya semakin buruk dan mulai bertingkah aneh. Kadang ngomong sendiri bahkan sering mengamuk," kata Suhamri dengan nada lesu yang keluar dari mulutnya yang kering dan bau.

Rozi telah berulang kali dibawanya ke rumah sakit jiwa. Namun, beberapa saat setelah keluar dari rumah sakit, entah dimana letak salahnya, penyakit itu tetap saja melekat dan kerap mengancam keselamatan keluarga dan warga lainnya.

Suhamri kini hanya bisa pasrah atas kondisi anaknya itu. Walau terkadang ia sempat berpikiran untuk membawanya berobat kembali hingga sembuh.

"Biarkan belenggu ini akan tetap seperti ini, namun yang pasti semua yang saya lakukan demi kebaikan. Tidak untuk dia, tapi untuk siapa saja yang merasa terancam dengan keberadaannya," kata Suhamri seraya menghapus peluhnya dengan jemari tangan kanannya yang sebelumnya menempel di sebuah batang cangkul yang dibawanya setiap hari untuk bekerja sebagai buruh harian dengan gaji yang pas-pas-an.

Berburu Mafia Atau Narkoba

Oleh Fazar Muhardi
Dumai (Fazar-News) - Pihak kepolisian terus berusaha memburu para manusia berwatak jahat yang menjadi otak dan pelaku peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) di Riau khususnya di kota mutiara pantai sumatera, Dumai.

Kepala polisi Resort Kota (Kapolresta) Dumai, AKBP Hersadwi Hendarso, beserta instansi lokal dan vertikal seperti Bea dan Cukai, serta TNI Angkatan laut (AL) turut mengajak peran serta warga dari berbagai lapisan untuk aktif memberantas narkoba. Namun hal itu masih sangat minim. Sebab bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Dumai yang mencapat 350 ribu jiwa, hanya segelintir yang mau memberikan informasi kepada pihak kepolisian.

Hal itu seperti yang diungkapkan Kapolresta melalui data berita acara pengaduan (BAP). Dalam setahun belakang, hanya ada sekitar 2-5 kasus pengaduan barang haram tersebut.

"Untuk memberantas narkoba tidak hanya bisa diserahkan kepada polisi saja. Sebab semua elemen harus ikut peduli dalam menekan peredaran narkoba. Apalagi dampak negatif narkoba sangat besar bagi penggunanya," ujar Kapolresta Dumai, AKBP Hersadwi Hendarso, Minggu.

Dikatakan Hersadwi, narkoba akan menyebabkan penggunanya idiot. Mereka akan selalu berhalusinasi, mengerjakan hal-hal negatif hingga berujung dengan kematian.

"Apabila kecanduan, para pengguna narkoba akan melakukan apa saja agar dapat mengonsumsi narkoba. Termasuk mencuri, merampok, bahkan melakukan kekejian seperti pembunuhan," ungkapnya.

Maraknya pengguna narkoba, menurut Hersadwi karena warga senang mencoba kepada hal-hal negatif. Sehingga dijadikan trend bagi warga khususnya kaula muda.

"Selain itu, akses ke Kota Dumai yang dapat dilalui dengan jalur apa saja, baik udara, laut, dan darat, dapat memudahkan Narkoba menjadikan Dumai sebagai kota transit sebelum diedarkan keberbagai daerah lainnya, seperti Pekanbaru, Rokan Hilir, Bengkalis, bahkan hingga keluar Provinsi Riau seperti palembang, Medan, dan jambi," jelasnya.

Ia menerangkan, dilarangnya Narkoba dikonsumsi secara bebas adalah karena akan menghancurkan sistem normal dalam tubuh manusia, dan menimbulkan kecanduan hingga berujung kematian.

"Penggunannya harus sesuai petunjuk dokter dan pada kasus tertentu saja," tutur Hersadwi.


Hukuman mati

Pemerintah sudah mengesahkan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 (UU 35/2009) tentang Narkotika disahkan sejak 12 Oktober 2009. Munculnya UU 35/2009, menggantikan dua UU sekaligus, UU 5/2007 tentang Psikotropika dan UU 22/1997 tentang Narkotika.

Akan tetapi pihak kejaksaan di Indonesia pada umumnya sampai saat ini belum seksama menggunakan UU itu, berdalih masih tahap sosialisasi. Pun demikian sejak 1 Januari 2010 sesuai data Kejaksaan Agung, sudah mulai menerapkannya. Narkoba, merupakan singkatan dari kata narkotika dan obat-obat terlarang.

Pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mulai memberlakukan UU 35/2009 tentang Narkotika mulai 1 Januari 2010. Mengutip siaran resmi Polri, UU Narkoba yang baru ini sudah disahkan sejak 12 Oktober 2009 lampau.

Di UU Narkotika yang baru ini, paling penting adalah menghilangkan kategori "pemakai" dan "pengedar" narkoba. Siapa saja yang kedapatan membawa narkoba di atas 5 gram, dapat terancam hukuman mati!

Terkait diberlakukannya UU Narkotika yang baru itu, sejumlah pengguna dan pengedar narkoba di atas 5 gram yang berada di tahanan di lingkungan Polda Kalbar, berarti terancam hukuman mati.

Di UU Narkotika yang baru juga menerangkan, tertangkap tangan membawa narkotika di bawah 5 gram, terancam hukuman 4 hingga 5 tahun penjara. Paling penting lagi di UU Narkotika yang baru, sudah diberlakukan hukuman minimal 4 tahun disertai denda yang cukup tinggi.

Denda itu berupa uang Rp 500 juta, kalau tidak mampu membayar, maka diganti dengan hukuman penjara 2 tahun. Berarti kalau orang miskin bin melarat (maksudnya tak punya duit Rp 500 juta ke atas) tertangkap tangan membawa narkotika di bawah 5 gram, harus ikhlas dipenjara minimal 6 tahun!

Memang galak bin ganas UU Narkotika yang baru ini kawan! Mau tau keganasan beberapa pasalnya lagi? Di UU Narkotika yang baru tidak ada lagi perbedaan hukuman antara Pengguna Narkotika dan Psikotropika!

Psikotropika dan narkotika semuanya menjadi golongan l. Maka jangan main-main lagi dengan yang namanya sabu-sabu, heroin, morfin dan kawan-kawannya kawan.

Perbedaan juga terdapat pada penyisihan barang bukti (BB), kalau sebelumnya hanya boleh untuk pembuktian dan pengembangan ilmu dan pengetahuan, saat ini bertambah untuk pendidikan dan latihan. Buat Fakultas Kedokteran Untan, ya anggap saja aman kalau untuk penelitian.

UU ini juga mengatur tentang penguatan lembaga Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai lembaga pemerintah non-departemen yang memiliki kewenangan menyelidik, menyidik, mempercepat pemusnahan barang bukti, dan menyadap pihak yang terkait penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.


Para Pelaku Pengedar Narkoba

Dilain kesempatan, Kasat Reskrim Polresta Dumai, AKP Heriwiyawan menguraikan, dalam kurun waktu enam bulan terakhir, pihaknya bersama instansi vertikal Bea dan Cukai Dumai berhasil mengamankan kiloan Narkoba jenis sabu-sabu.

Penangkapan pertama ditahun 2010 dilakukan pada hari Sabtu tertanggal 30 Januari. Pihak Polresta bersama Bea dan Cukai Dumai berhasil menggalkan penyelundupan sabu-sabu sebesar 174 gram senilai Rp348 juta yang dibawa MR warga Pekanbaru.

Selang waktu 24 jam setahnya, Minggu, 31 januari 2010, tepat sekitar pukul 14.30 WIB Bea dan Cukai Dumai kembali menggagalkan penyeludupan ekstasi sebanyak 1000 butir dan 107 gram ketamine senilai Rp3,2 miliar lebih.

Berdasarkan pengakuan tersangka yang disampaikan Heriwiyawan, barang haram itu dibawa seorang pria berinisial ES (32) warga Bagansiapi-api dari Port Klang, Malaysia dengan menggunakan Kapal Indomal 3.

Uraian jaringan peredaran Narkoba di Dumai tidak terputus disitu, berjarak sekitar dua pekan klemudian, tepatnya pada 12 Februari 2010, kembali petugas Bea dan Cukai mengagalkan penyeludupan sabu-sabu seberat 3,252 kilogram yang juga berasal dari negeri Jiran, Malaysia, dengan nilai yang mencapai Rp 6 Miliar lebih.

Penangkapan itu terjadi saat tim Bea dan Cukai Dumai melakukan pengawasan terhadap sejumlah penumpang yang turun dari kapal ferry Expres 1 dari Portlang Malaysia. Petugas mencurigai salah seorang penumpang pria warga negara Indonesia bernama Razali Puteh (45) dengan nomor paspor B483628.

Setelah dilakukan pengamatan melalui mesin sinar X, ditemukan indikasi barang lain di dalam tas pakaian Razali. Untuk mengetahui secara pasti barang tersebut, Razali kemudian diamankan dan di dalam tas tersangka ditemukan 30 paket yang berisi sekitar 3,252 Kg serbuk kristal yang diyakini sebagai Narkoba jenis sabu-sabu.

Dari rentetan tiga kasus serupa tersebut, selama empat bulan kedepan polisi Dumai terus melakukan upaya pengawasan intensif diseputaran pelabuhan Dumai serta ruang lingkup masyarakat.

Sikap perang Polisi Dumai tersebut membuahkan hasil dengan menangkap sejumlah tersangka pemakai dan pengedar Narkoba kelas teri dengan barang bukti yang bernilai kecil disejumlah titik kota dan pedesaan setempat sebelum kemudian disusul dengan penangkapan seorang tersangka pembawa 3,25 kilogram opium bahan dasar sabu-sabu senilai 6,5 Miliar pada 30 Mei 2010 yang menggemparkan publik Indonesia.

Humas Bea dan Cukai Evy Suhartantyo dalam keterangannya di Jakarta, mengatakan, bahan berbahaya tersebut sebelumnya juga dibawa dari Malaysia oleh seorang wanita bernama Ernawati berusia 32 tahun.

Ia menambahkan tersangka tiba dari Malaysia pukul 12.30 WIB menggunakan kapal ferry Indomal Express 8, dengan rute Malaka menuju Dumai.

Modus operandi yang digunakan tersangka dalam melancarkan aksinya adalah opium tersebut disimpan di dinding tas koper guna mengelabuhi petugas Bea dan Cukai serta pihak aparat kepolisian yang sedang melakukan pengawasan tertib.


Segitiga Emas

Pihak berwenan antara dua negara itu tidak mampu mengontrol kendali atas kawasan Segitiga Emas, karena diduga para petinggi militer maupun kepolisian mendapat jatah dari keuntungan perdagangan opium dunia. Beberapa jenderal maupun politisi yang mencoba mengusik tempat itu, kebanyakan berujung dengan kematian misterius.

Berdasarkan penelursuran, segitiga emas merupakan salah satu dari dua bidang utama Asia memproduksi opium gelap dari wilayah sekitar 950.000 kilometer persegi (km2) yang tumpang tindih pegunungan empat negara Asia Tenggara (Myanmar, Vietnam, Laos, dan Thailand), lebih tua dari kawasan Bulan Sabit Emas (Afghanistan-Pakistan). Tanah Segitiga Emas menjadi daerah penghasil opium paling luas di Asia dan dunia sejak tahun 1920-an.

Sebagian besar heroin dunia datang dari Segitiga Emas sampai beberapa tahun ini ketika Afghanistan menjadi produsen terbesar di dunia. Segitiga Emas juga menunjuk pertemuan Sungai Ruak dan sungai Mekong, karena istilah tersebut telah disesuaikan oleh industri pariwisata Thailand untuk menggambarkan persimpangan terdekat Thailand, Laos, dan Myanmar.

Sebuah penyelidikan empat tahunan, menyimpulkan Perusahaan Nasional Minyak dan Gas Enterprise Myanmar (MOGE), saluran utama untuk pencucian uang pendapatan heroin diproduksi dan diekspor di bawah kendali tentara Myanmar.

Heroin dari Asia Tenggara paling sering dibawa ke Amerika Serikat oleh kurir, biasanya orang Thailand, AS, dan Hong Kong yang bepergian via penerbangan komersial. California dan Hawaii merupakan titik masuk utama AS untuk heroin Segitiga Emas.

Sementara kelompok Asia Tenggara telah berhasil dalam perdagangan heroin ke Amerika Serikat, awalnya mereka mengalami kesulitan mengatur jalan tingkat distribusi. Namun, dengan penahanan penyelundup Asia di penjara Amerika selama tahun 1940, kontak antara tahanan Asia dan Amerika dikembangkan. Kontak ini telah mengizinkan trafficker Asia Tenggara mengakses ke geng dan organisasi mafia untuk mendistribusikan heroin di tingkat ritel.

Sedangkan di Indonesia, kurir Segitiga Emas yang sebelumnya dinyatakan kurang mampu untuk melalui jalur Sumatera karena pesisir dikuasai geng ganja asal Aceh yang sukar dibasmi, namun kini, sejak tahun 1990-an, sudah mulai beraksi karena kian menyempitnya ruang mafia Narkoba jenis ganja di wilayah tersebut.

Hal itu dipermudah lagi dengan jarak antara dua negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang dekat hingga dalam tempuh perjalanan jalur laut, hanya memakan waktu sekitar 6 jam serta persaingan maskapai penerbangan Asia, menjadikannya harga murah untuk ulang-alik antara Indonesia-Malaysia Timur ke negara-negara Segitiga Emas.

Ditambah lagi Kota Dumai dengan jalur pelabuhan tikus yang tidak terpantau dengan rutin oleh petugas pemerintahan sehingga hilir mudik kapal dengan barang bawaan yang tidak jelas kerap luput dari pemeriksaan intensif.


Masakan opium

Narkotika awalnya berasal getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu. Opium merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di pegunungan kawasan subtropics, kalau di Indonesia harus di pegunungan (karena kondisi kawasan Indonesia tropis) supaya dapat hawa dingin tapi jangan sampai daerah bersalju.

Cara memproduksinya, buah opium dilukai dengan pisau akan mengeluarkan getah kental berwarna putih. Setelah kering dan berubah warna menjadi cokelat, getah ini dipungut dan dipasarkan sebagai opium mentah.

Opium mentah ini bisa diproses secara sederhana hingga menjadi candu siap konsumsi. Kalau getah ini diekstrak lagi, akan dihasilkan morfin, kalau diekstrak lebih lanjut akan menghasilkan heroin. Limbah ekstrasi ini kalau diolah lagi akan menjadi narkotik murah seperti sabu-sabu.

Tanaman opium yang berasal dari kawasan pegunungan Eropa Tenggara ini sekarang telah menyebar sampai ke kawasan Bulan Sabit (perbatasan Afganistan-Pakistan) dan Segitiga Emas.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Afganistan saat ini merupakan penghasil opium terbesar di dunia yang mencapai 87 persen, karena perang saudara, dan makin parah usai pendudukan tentara asing pimpinan Amerika Serikat. Urutan produsen kedua dipegang kawasan Segitiga Emas.

Di Indonesia, bunga opium yang banyak ditanam di kawasan pegunungan seperti Cipanas (Jabar), Bandungan (Jateng), Batu (Jatim) tidak menghasilkan narkotika karena kondisi suhu yang berbeda hingga mempengaruhi hasil tanam yang dapat menetralisir zat berbahaya tersebut.

Dari uraian tulisan di atas, dua unsur antara Mafia dan Narkoba, manakah yang sedang kita buru?

SAG TKI YANG TERLUKA DI NEGERI JIRAN




Ilustrasi
Oleh Fazar Muhardi
Siang itu, sekitar pukul 12.00 WIB, 25 April 2010, di terminal Pelabuhan Dumai, Riau, seorang wanita bertubuh kurus dengan kening berkerut dan bekas luka yang terlihat di bagian pipi kirinya, turun dari kapal berbendera Malaysia.

Wanita itu berjalan dengan menenteng sebuah tas mini, sementara di pundaknya melekat tas dengan ukuran yang lumayan besar. Entah apa isi tas tersebut, wanita itu membungkuk dengan langkah kaki yang tertatih-tatih.

Baru sekitar 100 langkah menuju gerbang terminal pelabuhan, wanitu itu didatangi tiga pria yang menawarkan jasa angkut. Dengan nada lemas, wanita berbaju batik itu menolak tawaran pria itu.

Tidak lama setelah ketiga pria itu pergi, beberapa langkah saat keluar dari pintu gerbang terminal pelabuhan, ia kembali dikerumuni lima pria dewasa lainnya. Kali ini mereka menawarkan jasa tranportasi.

Entah setan apa yang merasuk di tubuh wanita berambut ikal mayang itu, ia mengeluarkan suara dengan nada keras, seakan meneriakkan kelima pria tersebut. Mendengar teriakan itu, spontan kelima pria itu pergi.

Terik mentari siang itu semakin menambah keletihannya. Sesekali, ia menempelkan lengan kirinya di kening untuk menyapu keringat yang mulai bercucuran hingga membasasi baju batik kusam yang dikenakannya.

Wanita itu bernama Mami, usianya 48 tahun, dan tinggal di Kecamatan Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara.

Sejak lima tahun lalu, dia bekerja di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga, untuk membiayai ketiga anaknya yang berada di kampung bersama sang nenek.

Mami menceritakan, kepergiannya ke Malaysia merupakan kemauannya sendiri, tanpa dorongan dari pihak keluarga, atau siapa pun. Hal itu hanya untuk menghidupi ketiga anaknya yang memerlukan biaya tinggi.

Sang suami yang mengidap kanker ganas, telah lama pergi meninggalkannya.

"Sejak itu, saya bingung mau kerja apa. Terus saya kepikiran ingin pergi ke Malaysia untuk jadi TKI," tuturnya.

Melalui perusahaan pengerah tenaga kerja di Kota Medan, suatu hari di tahun 2005, ia disalurkan ke seorang pengusaha batik di Kuala Langat, salah satu pusat keramaian yang berada di Kota Selangor, Malaysia.

Setibanya di sana, ia dipekerjakan sebagai bembantu rumah tangga, dengan tugas membidangi semua urusan keluarga pengusaha tersebut, mulai dari mencuci, memasak, mengasuh anak, sampai menjadi tukang kebun di taman yang luasnya empat kali lapangan badminton.

Naasnya, dari pekerjaan ekstranya itu, ia hanya mendapat upah 250 Ringgit atau sekitar Rp750 ribu setiap akhir bulan.

"Saya nggak tahu kalau bakal digaji segitu, karena janjinya saya ditempatkan di sana dengan gaji Rp3 juta setiap bulan," ujar Mami.

Tiga bulan setelah merasa tidak nyaman dengan upah yang tidak sebanding itu, Mami berniat untuk kembali ke Indonesia.

Ketika niat tersebut disampaikan ke sang majikan, ’pintu neraka’ semakin terasa membayangi Mami, karena sejak ucapan pamit itu disampaikan, Mami semakin menerima tekanan yang kian parah.

Gaji yang sebelumnya diterima setiap akhir bulan, sejak itu tidak lagi diterimanya. Setiap kelalaian, harus dibayar Mami dengan makian dan siksaan yang membuat memar sekujur tubuhnya.

Penyiksaan itu berlangsung selama lima tahun, sejak ia bekerja di sana. Perih dan derita itu hanya menyisakan trauma yang teramat dalam bagi Mami.

Kini ia hanya ingin melepas rindu dengan ketiga anaknya yang diperkirakan sudah kelas 3 SMA, kelas 1 SMP, dan si bungsu yang diperkirakannya juga sudah berusia 6 tahun.

"Bekas luka di pipi ini hanya bagian dari siksaan itu. Masih banyak luka yang tersisa di hati ini, karena selama lima tahun saya bekerja, tidak ada uang yang saya bawa untuk menghidupi ketiga anak saya," ujarnya.

POLISI PEKANBARU BEBASKAN MAHASISWA DARI PENYEKAPAN

Oleh Indriani

          Pekanbaru, 5/8(Fazar-News)- Kepolisan Resort Kota Pekanbaru berhasil membebaskan Candra Agusri Sinaga (21), mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Riau yang sejak sepekan lalu diculik dan disekap oleh tersangka Yuda Wanto (34), warga asal Medan, Sumatera Utara.

         Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru AKP Sapta Maulana Marpaung, di Pekanbaru, Kamis mengatakan, pihaknya berhasil membebaskan Candra dari tempatnya disekap di Arengka I Gang Kakak Tua pada Rabu (4/8) malam.

         "Langkah itu kami lakukan setelah sebelumnya mendapat laporan dari Rosalina Ginting, orang tua Candra," katanya.

         Kepada polisi, Rosalina pada 26 Juli lalu melaporkan bahwa anaknya Candra tidak pulang ke rumah.

         Setelah dilakukan penyelidikan, kata AKP Sapta, diketahui bahwa korban disekap di lokasi tersebut.

         Dikatakan, pada saat dilakukan penggebekan, Candra dalam kondisi diborgol pada bagian kakinya.

         Dari hasil penggeledahan lebih lanjut di tempat kejadian, didapat barang bukti berupa satu buah pisau lipat, borgol, laptop, satu unit handphone Samsung Corbi dan satu unit handphone Nexian.

         "Motif tersangka pelaku melakukan itu adalah dendam pribadi," kata Sapta dengan menambahkan, ada dugaan tersangka Yuda Wanto memiliki kelainan seksual.

         Ditambahkannya, saat ini pihaknya membawa tersangka pelaku ke Polresta Medan guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

         Akibat perbuatannya, kata dia, tersangka yang kini dalam status penahanan petugas dapat dijerat pasal 328 KUHP tentang penculikan dan 333 KUHP tentang penyekapan.

KEMENHUB DIMINTA SEGERA TATA PILOT ASING

Oleh Fb Anggoro

          Pekanbaru, 5/8 (Fazar-News) - Praktisi bisnis penerbangan meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) segera menata dengan membuat aturan mengenai penggunaan tenaga kerja pilot asing yang menjamur pada sejumlah maskapai penerbangan nasional.

         "Kami kira saat ini sudah saatnya Kemenhub perlu memikirkan langkah dengan membuat aturan kerja bagi pilot asing yang bekerja pada maskapai dalam negeri," ujar Direktur Utama PT V12FLY, Andi BM Arief, di Pekanbaru, Kamis.

         Pasalnya, kata dia, jika pemerintah tidak secara dini menata dan membuat aturan yang tegas mengenai syarat bekerja bagi ekspatriat pilot di Indonesia, maka dikhawatirkan menimbulkan masalah baru seperti lulusan pilot lokal yang terpinggirkan.

         Survei terakhir Kemenhub menyebutkan pilot asing yang bekerja di maskapai nasional dengan melayani rute domestik baik pada penerbangan reguler ataupun carter cukup banyak dan selalu berubah-ubah pada setiap bulan diantaranya Lion Air 30 orang, kemudian Batavia Air 27 orang dan Susi Air 95 orang.

         Kebutuhan maskapai nasional yang mencapai 400 orang pilot dalam setahun, sedangkan lulusan pilot dari sejumlah sekolah penerbang lokal yang maksimal hanya berjumlah 120 orang per tahun telah menyebabkan peluang bagi ekspatriat pilot di dalam negeri.

         Meski demikian, dewasa ini sedikitnya telah terdapat sebanyak 10 sekolah penerbang yang telah berdiri baik yang berlokasi di Pulau Jawa, Bali dan Pulau Sumatera.

         Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub terakhir kali menerbitkan dua sertifikat baru sekolah penerbang bagi PT National Aviation Management Flying School milik Sriwijaya Air dan Wings Flying School milik PT Wings Abadi Airlines, anak usaha Lion Air.

         "Dengan kondisi itu, maka sudah saatnya bagi pemerintah dalam hal ini Kemenhub membuat aturan baku mengenai ekspatriat yang bekerja sebagai pilot, co pilot hingga intruktur asing pilot dengan benar-benar menjalankan regulasi yang dibuat itu," jelas CEO PT V12FLY selaku pengelola Asia Pacific Flight Training untuk Indonesia.

         Pada kesempatan terpisah Direktur Utama Riau Airlines, Teguh Triyanto, menyatakan, penggunaan pilot asing merupakan salah satu solusi perusahaan maskapai ditengah berkembang pesatnya industri penerbangan di dalam negeri.

         "Ekspatriat pilot merupakan solusi dari krisis pilot yang dialami saat ini, dan tidak tertutup kemungkinan bagi Riau Airlines menggunakan tenaga asing untuk menerbangkan pesawatnya seiring dengan kegiatan ekspansi usaha di masa mendatang," jelasnya.